Selasa, 18 Agustus 2020

BUMG Beusejahterra Menjalankan Unit Usaha Budidaya Kambing

Sosmed Aceh Utara | Cot Girek - Tim TA Aceh Utara didampingi Pendamping Desa Pemberdayaan, Pendamping Desa Teknik Infrastruktur, Pendamping Lokal Desa bersama Geuchik Gampong Lhokreuhat,, Ketua Badan Usaha Milik Gampong meninjau usaha budidaya kambing milik BUMG Gampong Lhokreuhat, Selasa (18/08/2020)

BUMG unit usaha peternakan kambing
Klik link ULR diatas untuk nonton di YouTube

Keuchik Gampong Lhokreuhat pak Budiman mengatakan kepada Tim TA, "gamping telah melakukan Investasi ke BUMG Beusejahterra mencapai Rp.340 juta untuk unit usaha Budidaya Kambing. BUMG ini milik gampong Lhokreuhat dengan ketua penggurus BUMG Suryadi
Beli lahan peternakan, pembangunan kandang, membeli kambing 1 ekornya Rp.1.500.000 dengan harga total modal Rp.60juta dapat 40 ekor kambing. Namun dari jumlah empat puluh ekor kambing saat ini tinggal 36 ekor, menurut laporan ada 4 ekor kambing mati
Tim TA bertanya apakah ada pengecekan kesehatan kambing oleh mantri hewan secara rutin?
Ada kata pengurus Bumg Sejahtera, "akan tetapi Cuaca dingin pengaruh terhadap kesehatan kambing" katanya
Pakan kambing alam mudah di dapat di sekitar kebun sawit
Kambing-kambing telah di lakukan pengemukan dan pemeliharaan selama 3 bulan, Rencana akan di jual setelah di pelihara selama 6 bulan

Gampong Lhokreuhat salah satu Gampong terletak di Kemukiman Beurandang Kecematan Cot Girek Kabupaten Aceh Utara provisi Aceh, Gampong Lhokreuhat sebagian besar Warga adalah Petani, baik itu dengan geografis wilayahnya terluas lahan Perkebunan dan Persawahan
Gampong Lhokreuhat dinilai sangat produktif bagi warga setempat untuk membudiyakan ternak dengan bahan Pakan yang memadai.

Gampong Lhokreuhat didasari dengan beberapa Profesi yaitu ;
  • Petani Kebun, Pekerjaan ini dikerjakan oleh sebagian besar warga Gampong Lhokreuhat yang laki-laki
  • Petani Palawija / Petani Padi, Profesi ini di jalani oleh sebagian besar warga
  • Peternakan adalah profesi yang pada umumnya dan boleh kita katakan profesi yang diminati warga dimana sebagian besar warga Gampong Lhokreuhat, karena peternakan merupakan pekerjaan sampingan namun hasilnya sangat memadai
  • Pedagang, Profesi ini hanya sebagian kecil dan bisa kita katakan minim warga Gampong Lhokreuhat

Untuk menambah ilmu pengetahuan, ini ada trik pengolahan pakan ternak yang bisa di contoh dari gampong lain 
Pengolahan Pakan Ternak tersebut, baik dalam hal pemanfaatan maupun penghasilan dari produksi pakan tersebut.
Disaat hadirnya mesin pencacah Rumput/Pelepas Sawit di Gampong Lhokreuhat banyak menemukan pelajaran baru dalam menyikapi kekurangan Rumput disekitarnya untuk dikombinasikan serta pemamfaatannya.

Setelah mengetahui seluk beluk pelepah sawit beserta kandungan nutrisi dan keunggulannya, saatnya Anda mempelajari cara mengolahnya agar menjadi pakan ternak. Siapkan bahan-bahan sebagai berikut:
Pelepah sawit, Dedak, bungkil sawit, atau bekatul sebagai sumber protein.
Tetes tebu atau molasses. Untuk 10 liter air, campurkan tetes tebu sebanyak 1 liter.
Probiotik berupa suplemen organik cair seperti Starbio atau HCS, dengan ukuran 1 tutup botol untuk 3 liter air.
Pupuk urea, dengan penggunaan maksimal 3 hingga 5% dari keseluruhan bahan untuk pakan.

Cara Membuat :
Siapkan pelepah sawit yang masih baru dipangkas dari pohonnya. Hindari pelepah yang sudah terlalu lama atau rusak.

Kupas pelepah sawit yang sudah dikumpulkan. Proses ini dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin pencacah yang lebih praktis dan hasilnya bagus.

Campurkan cacahan pelepah dengan larutan tetes tebu, dedak (bisa juga diganti dengan bekatul atau bungkil sawit)

Percikkan larutan urea ke dalam campuran tersebut secara merata. Masukkan adonan ke dalam drum atau silo yang dapat menampung seluruhnya, kemudian padatkan.

Tutup rapat drum hingga tidak ada udara yang dapat masuk. Proses ini dilakukan agar terjadi fermentasi pada adonan. Simpan drum di tempat yang mempunyai suhu stabil, tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

Biarkan adonan pakan ternak dari pelepah sawit di dalam drum selama 14 hingga 21 hari. Setelah melewati masa tersebut, adonan ini dapat Anda berikan kepada hewan ternak sebagai pakan dasar.

Proses fermentasi ini akan menghasilkan pelepah sawit berwarna kekuningan dengan tekstur lembut, tidak berair, dan tidak berbau, jika dibuat dengan langkah yang benar. Selain itu aromanya juga wangi dan tidak berjamur.Sebelum memberikan kepada ternak, angin-anginkan sebentar untuk menghilangkan bau asam. (davi)

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon